Atopic Dermatitis

Atopic dermatitis adalah kelainan kulit kronis (menahun) yang meliputi ruam yang bersisik dan gatal. Atopic dermatitis diakibatkan oleh reaksi hipersensitivitas (menyerupai alergi) di dalam kulit, yang menyebabkan pembengkakan jangka panjang dan warna merah (inflamasi) pada kulit. Orang yang mengidap atopic dermatitis mungkin kekurangan protein tertentu pada kulitnya yang menyebabkan sensitivitas yang lebih tinggi.

Orang yang mengidap atopic dermatitis seringkali mengidap asma atau alergi musiman. Seringkali ada pula keluarga yang mempunyai riwayat kondisi alergi, seperti asma, alergi polen atau eksim. Orang yang mengidap atopic dermatitis biasanya positif jika diuji dengan tes alergi kulit.

Meskipun demikian, atopic dermatitis tidak disebabkan oleh alergi. Kondisi cenderung akan bertambah buruk jika orang yang bersangkutan terekspos oleh pemicu tertentu.

Hal-hal berikut ini dapat menyebabkan gejala atopic dermatitis bertambah buruk: Continue reading

Aside

Ksatria Airlangga Peringati WVD 2012


Hari ini disebut-sebut sebagai hari kedokteran hewan sedunia (world veterinary day) yakni pada setiap hari Sabtu diminggu terakhir bulan April. Tahun 2012 kali ini, WVD jatuh pada hari Sabtu 28 April 2012. Tidak berbeda dengan hari kesehatan sedunia, tentu saja hari kesehatan hewan sedunia ini juga patut mendapatkan apresiasi dari kita semua.

Peringatan WVD di kota pahlawan sendiri tentunya tak kalah meriah dengan peringatan di negara-negara lain. dimotori oleh pasukan kedokteran hewan muda sebut saja IMAKAHI Continue reading

Penyakit ND atau Tetelo

          Penyakit ayam jenis NDV (Newcastle disease virus) atau Biasa terkenal di kalangan masyarakat awam adalah dengan bahasa Telo, jenis penyakit ini penyebabnya adalah virus strain A (paramixo viruses),

Tanda-tanda nya adalah :
Gejala gangguan syaraf, sayap jatuh terkulai dan tidak aktif, ayam sukar berdiri seperti kehilangan control, lehernya terpuntir (berputar) gejala ini muncul beberapa hari setelah penularan penyakit diare, sukar bernafas, seandainya ayam sudah bertelur dan terserang virus ND ini yang pastinya produksi telur menurun secara drastis. Continue reading

Uji Serologis

       Uji serologis merupakan sebuah metode yang digunakan untuk melihat gambaran titer antibodi di dalam tubuh ayam. Pengaplikasian uji serologis ini kurang lebih ada 4 tujuan, satu diantaranya ialah untuk memantau hasil vaksinasi. Dalam perkembangannya, peternak mulai menyadari perlunya melakukan uji serologis terlebih lagi dengan semakin banyaknya jenis penyakit atau padatnya jadwal vaksinasi. Melalui uji serologis, pelaksanaan vaksinasi ulang pun menjadi lebih tepat. Selain itu, hasil uji serologis juga dapat digunakan sebagai peneguhan diagnosa suatu penyakit. Titer antibodi dari penyakit viral seperti Newcastle diseases (ND), avian influenza (AI), infectious bursal disease (IBD/gumboro), infectious bronchitis (IB) dan egg drops syndrome (EDS) maupun penyakit bakterial yaitu korisa, salmonella dan chronic respiratory disease (CRD) dapat diketahui melalui uji serologis.


Metode Uji Serologi

HI test dan ELISA merupakan metode uji serologi yang telah familiar bagi peternak. Kedua metode uji tersebut seringkali menjadi pilihan bagi peternak. Bahkan ada beberapa peternak yang telah menjadikan seperangkat alat HI test sebagai sebuah investasi untuk mendukung usaha peternakannya. Beberapa metode uji serologi yang diaplikasikan antara lain :

  • Haemagglutination Inhibition (HI) test

Secara bahasa haemagglutination inhibition dapat diartikan sebagai hambatan haemaglutinasi. Sedangkan haemaglutinasi merupakan penggumpalan dari sel darah merah. Kemampuan mengaglutinasi tidak dimiliki oleh semua virus atau bakteri yang menyerang ayam tetapi hanya beberapa virus dan bakteri yang memiliki zat haemaglutinin, diantaranya paramyxovirus (ND), poxvirus (Pox), adenovirus (EDS), orthomyxovirus (AI), bakteri Mycoplasma sp., Haemophilus paragallinarum maupun Salmonella pullorum. Zat haemaglutinin yang terdapat dalam tubuh virus atau bakteri tersebut bersifat antigenik yang dapat merangsang terbentuknya antibodi spesifik. Antibodi yang terbentuk tersebut memiliki kemampuan mengambat terjadinya aglutinasi darah yang disebabkan oleh haemaglutinin dari virus atau bakteri.

Hasil HI test ditunjukkan dari ada tidaknya proses aglutinasi. (A = terjadi aglutinasi dan B = tidak terjadi aglutinasi)

HI test menggunakan reaksi hambatan haemaglutinasi tersebut untuk membantu menentukan diagnosa penyakit secara laboratorium dan mengetahui status kekebalan tubuh (titer antibodi, red). Prinsip kerja dari HI test ialah mereaksikan antigen dan serum dengan pengenceran tertentu sehingga dapat diketahui sampai pengenceran berapa antibodi yang terkandung dalam serum dapat menghambat terjadinya aglutinasi eritrosit. HI test merupakan metode uji serologis yang mudah dilakukan dan hasilnya dapat diketahui dengan cepat.

HI test merupakan metode uji serologis yang relatif mudah dilakukan dan hasil yang diperolehnya pun cepat


  • Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

ELISA sebagai salah satu metode uji serologis mempunyai satu kelebihan yaitu mampu mendeteksi beberapa jenis antibodi dari 1 sampel serum (tergantung dari kit ELISA yang digunakan). ELISA juga memiliki tingkat spesifikasi (yaitu kemampuan mendeteksi ayam yang tidak terinfeksi atau ayam yang tidak terinfeksi dinyatakan negatif) yang tinggi.

Peralatan yang digunakan dalam uji serologis melalui ELISA salah satunya ialah microreader


Metode uji ini banyak digunakan untuk mendeteksi infeksi virus (IB atau IBD) maupun bakteri, seperti Salmonella sp. dan Pasteurella multocida. ELISA juga merupakan metode uji serologis yang cepat untuk menguji sampel dalam jumlah besar. Namun peralatannya, seperti reader, washer dan komputer relatif mahal.


  • Agar Gel Precipitation (AGP)

Metode uji serologis ini termasuk metode yang sederhana untuk mendeteksi antibodi terhadap berbagai virus berdasarkan reaksi positif (+) atau negatif (-). Namun AGP akan mendeteksi semua strain virus tanpa memperhatikan serotipenya. Meski relatif belum dikenal oleh peternak, metode ini seringkali digunakan untuk mendeteksi antibodi dari virus IB dan fowl adenovirus (FAV) atau inclusion body hepatitis.

  • Rapid Plate Aglutination (RPA)

RPA merupakan metode uji serologis yang sesuai dan mudah digunakan untuk mendeteksi antobodi yang dihasilkan saat ada infeksi atau vaksinasi bakteri Mycoplasma sp. dan Salmonella sp. Metode uji ini juga relatif fleksibel karena dapat dilakukan di laboratorium maupun langsung saat berada di kandang.

Cara metode uji ini juga sangat mudah, hanya dengan mencampur satu tetes serum dengan satu tetes antigen kemudian dikocok selama 2 menit. Jika terjadi aglutinasi (penggumpalan) maka reaksi dinyatakan positif dan sebaliknya jika tidak terjadi aglutinasi hasil uji serologis dinyatakan negatif. Oleh karena itu, metode uji serologis ini hanya menunjukkan ada tidaknya titer antibodi, namun tidak bsia menentukan tinggi rendahnya (nilai) dari antibodi yang terdapat dalam tubuh ayam.

  • Serum Neutralisation (SN) test

Serum neutralisation (SN) test merupakan metode uji serologis yang paling mahal diantara ke-4 metode uji sebelumnya. Metode uji ini membutuhkan peralatan yang mahal. Selain itu, dalam metode ini diperlukan telur spesific pathogenic free (SPF) untuk persiapan kultur jaringan atau kultur organ.

Metode uji ini paling tepat digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap serotipe yang berbeda dari virus yang diuji. Titer antibodi yang dapat diuji dengan SN test antara lain IB dan FAV.


Titik Kritis Pertama Penentu Keberhasilan Diagnosa


Pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan tepat

Itulah metode pengambilan dan penanganan sampel darah. Oleh karena itu teknik pengambilan dan penanganan sampel darah harus dilakukan dengan tepat. Mengenai hal ini telah kami cantumkan pada artikel utama edisi kali ini pada subpoint pengambilan sampel yang kurang tepat.


Jarak dan Waktu Analisis, Tidak Menjadi Kendala Lagi

Jarak dan waktu analisis sering kali menjadi kendala jika kita akan melakukan uji serologis. Terlebih lagi hasil uji serologis tersebut dinantikan untuk memantapkan diagnosa suatu penyakit. Berdasarkan latar belakang tersebut dan sejalan dengan misi Medion, yaitu mem-berikan pelayanan yang prima maka dibukalah layanan uji serologis (HI test) di seluruh kantor cabang Medion. Selain dekat, waktu yang diperlukan untuk analisis sangat cepat. Peternak dapat mengetahui hasil uji serologisnya dalam waktu tidak lebih dari 1 x 24 jam.

Uji serologis mempunyai peranan yang penting, terutama sebagai peman-tapan diagnosa penyakit. Sudah saatnya kita mengenal dan mengaplikasikannya.